Dalam teknik fotografi “POTRAIT” ada 4 hal yang harus diperhatikan dan difikirkan ,
1. Expresi
Sangatlah
penting pada sebuah foto Potrait adalah ekspresi, sebagus apapun sebuah
fotografi potrait tanpa ekspresi yang nyambung akan menjadi sebuah foto
yang sangat jelek.
Untuk
membangun ekspresi jika dirasa mudah ya mudah jika dirasa susah ya
susah, tergantung kita akan memotrait apa ? manusia ? ya pastinya tapi
biasanya komponen pendukung akan membantu dan mempengaruhi ekspresi si
model. Dalam wajah manusia ekspresi batasannya adalah antara dahi dan dagu.
Kita ambil salah satu contoh jika kita melakukan pemotretan untuk sebuah model dengan Ular yang dililitkan ke lehernya, tentu saja hal ini tidak bisa dilkukan oleh seorang model yang takut akan binatang seperti ular, atau kita akan memotret model dengan seekor harimau, bayangkan saat harimau mengaum kita suruh si model mengikutinya apa yang akan terjadi dan kita sama sekali tidak tahu apa yang akan terjadi.
Kita ambil salah satu contoh jika kita melakukan pemotretan untuk sebuah model dengan Ular yang dililitkan ke lehernya, tentu saja hal ini tidak bisa dilkukan oleh seorang model yang takut akan binatang seperti ular, atau kita akan memotret model dengan seekor harimau, bayangkan saat harimau mengaum kita suruh si model mengikutinya apa yang akan terjadi dan kita sama sekali tidak tahu apa yang akan terjadi.
Oleh sebab itu fikirkan
dengan baik, pemilihan model, tema, pendukung sampai dengan hal-hal
terkecil. Karena pemotretan tingkat kesulitannya sebetulnya bukan pada
saat melakukan teknik pemmotretannya melainkan persiapan konsep dan
perencanaan yang matang yang bisa melakukan pemotretan berjalan dengan
lancar dan sukses.
Disini saya ambil dari
cerita seorang maestro Fotografi Bang Arbain Rambey ia adalah seorang
Fotografer senior Kompas. Didalam sebuah seminar ia mengatakan bahwa
saat melakukan pemotretan Nadine Candrawinata dengan dua ekor gajah
adalah justeru saat mempersiapkan dua ekor gajahnya tersebut. Bayangkan
seekor gajah yang besar, hitam, dan bau apek, harus dijadikan satu frame
dengan seorang model yang cantik, bersih dan wangi, tugas terberatnya
adalah bagaimana seorang Nadine bisa betah dengan seekor gajah yang
apek, didalam otak seorang fotografer harus sampai memikirkan bagaimana
mensiasati ini semua, tentunya tim harus membersihkan gajah tersebut,
mengkramasi dan memberikan pewangsi sehingga pada saat model dekat atau
bahkan menempel dia akan tetap merasa nyaman dan senang. Selain modelnya
gajahnya pun harus difikirkan kapan ia akan dibawa, dengan apa, apa
yang membuat ia nyaman dan bagaimana caranya itu semua supaya bintang
yang akan menjadi model bisa berjalan dan mengikuti apa yang kita
kehendaki. Tentunya kita harus melibatkan pawangnya karena dia yang
mengerti itu semua. Tentunya masih banyak cerita lainnya yang
menceritakan bahwa pemotretan tidak semudah kita melihat hasilnya.
Berikutnya yang harus diperhatikan adalah ;
2. Gestur
Saya
menyimpulkan Gestur adalah sebuah tindakan gerak tubuh atau anggota
badan yang memiliki isyarat, Selain wajah gestur tubuh akan sangat
membantu menjadikan foto tersebut bagus atau tidak. Seorang fotografer
harus tahu betul kondisi tubuh atau gestur si model dan harus bisa
memikirkan apa yang harus dilakukan untuk tubuh tertentu, gaya tertentu
dan dengan tema tertentu. Untuk seorang model biasanya akan terlihat
lebih baik jika ia memiliki tengkuk yang panjang dan ini mempermudah
fotografer untuk mengambilnya namun bagaimana saat bertemu dengan model
yang memiliki tengkuk pendek ? tentunya perlu difikirkan teknis-teknis
tertentu salah satunya adalah dengan cara Angle Tilt Up atau pengambilan
gambar diambil dari bawah sehingga terkesan model bekaki jenjang.
3. Harmoni dengan Background
Berikutnya
adalah harmoni dengan background atau serasi dengan latar belakang,
seorang fotografer harus bisa dan tahu kesesuaian model dengan latar
belakang, tentu saja hal ini agar hasil foto bisa terlihat lebih baik
dan sempurna, lalu bagaimana jika pada satu saat dikondisikan dimana
seorang fotografer tidak bisa memilih ? caranya adalah usahakan sedikit
mungkin menggunakan latar belakang gunakan teknik pemotretan dengan
close up sehingga akan memberikan efek latar belakang yang lebih
dramatis malah.
Jika
seorang fotografer bisa memilih itu malah lebih enak, tinggal sesuaikan
dengan kondisi dan tema di lapangan. Sala satu tips adalah jika latar belakang berwarna gelap usahakan model berwarna cerah, begitu juga dengan sebaliknya.
Angkat Kelebihannya dan sembunyikan kekurangannya
Untuk
foto potrait biasanya hampir 75% adalah berbicara kesenangan,
kebahagiaan, senyum jadi jika anda memotret untuk momen-momen tersebut
pastikan jangan sampai ternoda oleh kekurangan-kekurangan yang
terlihat. Contohnya seorang model dengan gaun prewed eh ternyata pada
bagian bahu ada tompel bekas suntik imunisasi saat ia kecil, itu bukan
sebuah penyakit apalagi cacat tapi jika terlihat ada noda diantara
kulita yang putih dan mulus tentunya akan mengurangi nilai keindahan dan
kecantikan si model itu sendiri, nah teknik yang harus dilkukan adalah sebisa mungkin hindari titik-titik yang memiliki kekurangan tersebut.
Dan lakukan pemotretan dengan sebanyak-banyaknya dari sisi yang dia
terlihat cantik. Explore terus dari sisi tersbut tentunya dengan
mengintruksikan gaya-gaya yang telah disiapkan sebelumnya.
TIPS Tambahan
Sebagai
seorang fotografer khususnya yang suka melakukan pemotretan model atau
dengan objek manusia sebaiknya anda harus memiliki koleksi foto dengan
berbagai macam gaya, jangan sungkan-sungkan untuk memotret dengan
blackberry atau Iphone anda jika menemukan sebuah gaya yang bagus,
simpanlah di gadget anda sehingga pada saat dilapangan waktu anda tidak
akan habis hanya untuk memikirkan gaya, karena bagaimanapun kemampuan
mengingat manusia terbatas. Apakah meniru itu boleh? Jawabannya sangat
boleh ! sebetulnya tidak ada yang original semua dari saling melihat dan
meniru.
Didalam dunia fotografi tidak ada
yang salah dan benar yang ada anda maunya seperti apa ? apakah fotografi
terlihat merah, biru, hitam putih ? itu semua kembali ke diri kita kita
akan menyajikan seperti apa ?
Pada saat
anda belajar potrait jangan terpaku pada model yang cantik dan kemudian
anda memotret sebanyak mungkin wajahnya , yang harus anda lakuan terus
mengeksplore sampai rasa itu dapat, gunakan teknik-teknik yang mungkin
saja keluar dari hukum fotografi siapa tahu malah akan mendapatkan
hasil yang diluar dugaan.
Tulisan ini saya
buat setelah mengikuti seminar “Modelling and Photography in
Journalistic Style” yang diadakan oleh PrimaImaging, di Springhill
Kemayoran Jakarta. Dengan narasumber Arbain Rambey maestro Fotografer
dari Kompas.
bagus, keren yaa sebagai fotografer dan model saling melengkapi :D
BalasHapusmakasih infonya yaa kakak :D
iya dek sama2 saling bertukar ilmu :)
BalasHapus